Minggu, 16 Februari 2014

Lunturnya Hidup Bertetangga


Pada umumnya manusia merupakan makhluk social dimana manusia tidak dapat hidup sendiri dan satu sama lain pasti saling membutuhkan bantuan. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan symbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaannya.  Tetapi, dizaman sekarang ini semakin sibuk  dengan kegiatan masing-masing yang mengakibatkan kehidupan sosial antar tetangga semakin berkurang bahkan tidak kenal antar satu rumah dengan rumah lainnya. Ya, sungguh parahnya di zaman ini yang mementingkan ego masing-masing dan menganggap remeh hidup bertetangga. Banyak perumahan-perumahan elit  yang dibangun tembok yang tinggi dengan alasan untuk keamanan, dan beberapa bahkan rata-rata penghuninya tidak suka membaur antar satu tetangga dengan tetangga yang lainnya. Hanya para pembantu saja yang membaur dengan pembantu lainnya. Bahkan ada suatu kejadian tetangga yang meninggal dunia samping rumah tidak tau. Sungguh sangat ironis sekali dalam kehidupan bertetangga. . Padahal hidup bertetangga itu sangat penting karena bila kita terjadi musibah entah itu kebakaran, meninggal dan lain-lain orang yang pertama kali menolong kita adalah tetangga.  

Rambu Solo, Tanah Toraja


Tanah toraja  yang terletak di pegunungan bagian utara, Sulawesi selatan merupakan kebudayaan yang tidak lekang dimakan zaman. Mengapa demikian?? Karena, masyarakat tanah toraja sangat menjunjung tinggi kebudayaan nenek moyang mereka sampai saat ini. Bisa kita lihat dari tradisi mereka yang masih dilakukan mulai dari acara adat pemakaman, maupun pernikahan. Tanah toraja dikenal ‘mistis’ bisa dikatakan demikian, karena pemakaman yang tidak biasa. Bila biasanya jasad dikubur didalam tanah, tetapi hal ini berbeda dengan tanah toraja, jenazah disimpan didalam peti dan kemudian di letakkan di gunung batu dan diberi boneka patung yang wajahnya mirip si jenazah. Dan disini, semakin tinggi jenazah itu diletakkan, maka semakin cepat pula rohnya sampai ke nirwana.