Tanah toraja yang terletak di pegunungan bagian utara,
Sulawesi selatan merupakan kebudayaan yang tidak lekang dimakan zaman. Mengapa
demikian?? Karena, masyarakat tanah toraja sangat menjunjung tinggi kebudayaan
nenek moyang mereka sampai saat ini. Bisa kita lihat dari tradisi mereka yang
masih dilakukan mulai dari acara adat pemakaman, maupun pernikahan. Tanah
toraja dikenal ‘mistis’ bisa dikatakan demikian, karena pemakaman yang tidak
biasa. Bila biasanya jasad dikubur didalam tanah, tetapi hal ini berbeda dengan
tanah toraja, jenazah disimpan didalam peti dan kemudian di letakkan di gunung
batu dan diberi boneka patung yang wajahnya mirip si jenazah. Dan disini, semakin
tinggi jenazah itu diletakkan, maka semakin cepat pula rohnya sampai ke
nirwana.
Setelah itu, Upacara
pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu,
berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan
tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk
menutupi biaya pemakaman. Upacara ini bagi masing-masing golongan masyarakat
tentunya berbeda-beda. Bila bangsawan yang meninggal dunia, maka jumlah kerbau
yang akan dipotong untuk keperluan acara jauh lebih banyak dibanding untuk
mereka yang bukan bangsawan. Untuk keluarga bangsawan, jumlah kerbau bisa
berkisar dari 24 sampai dengan 100 ekor kerbau. Sedangkan warga golongan
menengah diharuskan menyembelih 8 ekor kerbau ditambah dengan 50 ekor babi, dan
lama upacara sekitar 3 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar