Selasa, 19 November 2013

Manusia dan Cinta Kasih


Dalam surat Yohanes dijelaskan ada 3 macam cinta :

Pertama, cinta agape  yaitu cinta manusia kepada Tuhan.  Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini karena, Tuhan pemegang kekuasaan alam di bumi dan seisinya ini. Tuhan juga dapat mengahancur segalanya kapan saja  bila manusia mengabaikan perintah-Nya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidup manusia dan untuk menghilangkan ketakutan tersebut manusia harus memuja-Nya.

Karena itu  jelaslah bagi kita, bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian dari hidup manusia. Karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri.

Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara memuja Tuhan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi dan situasi.  Baik itu sembah yang dirumah, di masjid, gereja, pura maupun candi, bahkan ditempat-tempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap Tuhan. Oleh karena itu, pemujaan-pemujaan yang dilakukan sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Dan manusia memohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar dan lain-lain.

Bila setiap hari sekian kali manusia memuja kebesaran-Nya dan selalu mohon apa yang diinginkan, dan Tuhan selalu mengabulkan permintaan umat-Nya, maka wajarlah cinta kepada Tuhan adalah cinta mutlak.

 
Kedua, cinta Philia yaitu cinta kepada ayah ibu (orang tua). Setelah kita cinta kepada Tuhan. Kita pun juga wajib mencintai orang tua kita yang sudah susah payah membesarkan anak-anaknya dengan penuh perjuangan. Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami atau istri atau anak-anak yang telah dewasa, melainkan bayi yang masih merah pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah atau ibunya.

Bayi yang masih merah teah dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah atau ibunya. Bagaimana sikap ibunya memegang atau menggendong telah dikenalnya. Hal ini dikarenakan, sang bayi telah mempunyai kepribadian. Betapa mesra ibu itu menggendong anaknya sebgai bukti cinta kasih sayang setulus hati. Sang bayi telah sanggup membalas kasih sayang sang ibu dengan meraba dagu ibu.

 

Semua itu sebenarnya wajar, karena tugas seorang ibu adalah menyusui anaknya dengan kasih sayang yang tulus. Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.

Ketiga, cinta eros/ amor yaitu cinta antara pria dan wanita. Perbedaan antara cinta eros dan cinta amor yaitu cinta eros  ini ialah cinta yang kodrati sebagai laki-laki maupun perempuan, sedangkan cinta amor karena unsur-unsur yang sulit dinalar misalnya, gadis normal yang cantik mencintai dan mau dinikahi seorang pemuda kerdil.

Disamping itu, masih ada cinta lagi yaitu cinta terhadap sesama, dan cinta terhadap bangsa dan tanah air.  Cinta terhadap sesama merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta philia.

Cinta sesama ini diberikan “belas kasihan” untuk membedakan antara cinta kepada orang tua, pria wanita, dan cinta kepada Tuhan. Dalam cinta sesama ini bukan dilihat karena cakapnya, kayanya, pandainya, melainkan penderitaan. Dalam esay “On Love” ada pengertian bahwa cinta rasa persatuan tanpa syarat. Itu berarti dalam rasa belas kasihan tidak mengandung unsur pamrih. Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar keluar dari lubuk hati yang ikhlas. Kalau kita memberikan uang kepada pengemis agar mendapat pujian, itu berarti tidak ikhlas dan melakukannya hanya untuk mendapat pujian.

   

            Sumber :

Drs. Joko Tri Prasetya, dkk. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

http://ibd99.blogspot.com/2012/12/makalah-manusia-dan-cinta-kasih.html

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar